Mewujudkan guru matematika profesional yang inovatif, kreatif, inspiratif, dan berwawasan luas

Halaman

Saturday, March 9, 2024

Berbagi Praktik Baik Implementasi Kurikulum Merdeka: Penerapan Disiplin Positif dalam Pembeljaran

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2024, bertempat di ruang multimedia UPT SPF SMP Negeri 30 Makassar. Turut hadir pada kegiatan ini ibu Hijriah Enang, S.Pd., M.Pd. selaku pembina dan bapak Najamuddin, S.Pd., M.Pd. selaku ketua MGMP Matematika SMP Kota Makassar. Ibu Syahriani Jarimollah selaku narasumber berbagi praktik baik di hadapan 47 orang peserta terkait penerapan disiplin positif dalam pembelajaran. Adapun materi yang disampaikan adalah sebagai berikut:

Fokus Perilaku

1. Guru melakukan refleksi dinamika kelas untuk menerapkan kesepakatan kelas

Perilaku yang dianjurkan
  • Guru mengajak peserta didik melakukan refleksi dinamika kelas mengacu kesepakaian kelas
Situasi:
Awal pembelajaran, kelas dalam kondisi kotor, kursi meja tidak beraturan, peserta didik main HP.
Tantangan:
Pembelajaran tidak bisa berlangsung dengan baik, karena kelas belum bersih. Sedangkan salah satu isi kesepakatan kelas adalah menjaga kebersihan kelas.
Aksi:
Guru mengajak peserta didik untuk mengingat kembali kesepakatan kelas. Tentang kondisi kelas apa yang mereka inginkan. Kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi kondisi kelasnya apakah sesuai dengan -kesepakatan kelas. Berikan kesempatan peserta didik mengajukan pendapatnya.
Refleksi:
- Hasil belum efektif karena butuh waktu lama untuk mengajak peserta didik melakukan refleksi. 
- Peserta didik melakukan upaya perbaikan dengan mengacu kepada kesepakatan kelas antara lain: Melakukan pembersihan kelas bagi peserta didik yang sedang giliran piket. Peserta didik mengatur posisi kuris dan meja seperti sebelumnya. 
- Tidak bermain HP saat belajar.


  • Guru menunjukkan kesediaan mendengarkan pandangan peserta didik tentang dinamika kelas
Situasi:
Dalam situasi kelas kotor banyak peserta didik yang berteriak, menyuruh temannya yang sedang piket untuk membersihkan kelas. Beberapa bersikap acuh, tidak peduli dengan tugasnya
Tantangan:
Pembelajaran tidak bisa dimulai karena situasi kelas belum kondusif, masih kotor dan tidak beraturan. Peserta didik belum terbiasa berkomunikasi santun.
Aksi:
Guru mendengarkan pendapat dari semua peserta didik. baik yang pro maupun yang kontra dengan situasi kelas yang kotor. Guru menunjukkan empati atas semua pendapat peserta didik. Guru memberi respon positif terhadap semua pendapat peserta didik dengan komunikasi positif.
Refleksi:
Peserta didik lebih terbuka dalam mengeluarkan pendapat karena guru tidak bersikap defensif terhadap mereka. 

  • Guru bersikap adaptif sehingga bersedia mengubah kesepakatan kelas bila diperlukan 
Situasi:
Pada saat pembelajaran ada peserta didik yang terlambat masuk dalam kelas. Kesepakatan kelas yang sudah dibuat sebelumnya adalah menerapkan konsekuensi untuk mengepel lantai depan kelas. Peserta didik mengajukan keberatan dengan konsekuensi yang diberikan.
Tantangan:
Peserta didik enggan melakukan konsekuensi. Peserta didik belum terbiasa dengan sikap taat pada kesepakatan kelas.
Aksi:
Meminta pendapat peserta didik yang terlambat masuk kelas, atas keberatannya melakukan konsekuensi pelanggarannya. Misalnya peserta didik mengajukan pendapat bahwa dia bisa mengerjakan hal lainnya, misalnya menyiram tanaman atau membersihkan papan tulis saja. Guru memberikan respon positif memberikan empati dan mengajukan ke forum diskusi kelas pendapat peserta didik tersebut agar kesepakatan kelas dapat di ubah dengan memberikan opsi lain sebagi pilihan konsekuensi terhadap pelanggaran.
Refleksi:
Tumbuh rasa percaya diri peserta didik karena pendapatnya didengarkan guru dan dapat menambahkan pilihan kegiatan sebagai konsekuensi dari pelanggaran yang dilakukan. Membiasakan peserta didik taat terhadap peraturan.

Perilaku yang dihindari
  • Guru mengabaikan pendapat peserta didik tentang apa yang terjadi di kelas
  • Guru bersikap defensif dalam menyikapi umpanbalik dari peserta didik terkait kedisiplinan
  • Guru menerapkan hukuman fisik terhadap peserta didik yang melakukan pelanggaran kedisiplinan

2. Guru melakukan penguatan positif terhadap perilaku yang sesuai atau mendukung kesepakatan kelas

Perilaku yang dianjurkan

  • Guru memberi pujian terhadap perilaku peserta didik yang sesuai kesepakatan kelas
Situasi:
Saat pembelajaran seorang peserta didik menumpahkan air dalam botol air minum tanpa sengaja di meja temannya. Kemudian peserta didik ybs segera membersihkan meja temannya tanpa disuruh.Kesepakatan kelas yang terkait adalah bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan dalam kelas.
Tantangan:
Bagaimana menumbuhkan kesadaran peserta didik seluruhnya untuk berprilaku yang mendukung kesepakatan kelas.
Aksi:
Guru memberikan pujian atas tindakan peserta didik yang segera membersihkan meja temannya. Guru menyampaikan ke forum kelas agar dapat mencontoh tindakan temannya yang sesuai dengan kesepakatan kelas yaitu tanggung jawab. Guru memberikan pujian yang sama bagi semua peserta didik yang melakukan hal positif secara konsisten.
Refleksi:
Peserfta didik mendapatkan contoh prilaku positif dari temannya, - Pujian dari guru menumbuhkan sikap positif berupa rasa percaya diri dan bangga bagi peserta didik telah melakukan hal baik. Peserta didik menyadari diri bahwa mereka punya sisi baik dalam diri dan mereka dapat melakukan hal-hal baik.
  • Guru memberi penguatan positif dengan beragam cara
Situasi:
Dinamika diskusi kelompok. Saat pembelajaran ada peserta didik yang tidak mau terlibat dalam kerja kelompok. Ada peserta didik lain dalam kelompoknya yang memperingati temannya dengan kalimat positif agar ikut berkonstribusi dalam kelompok. 
Tantangan:
Menumbuhkan kesadaran peserta didik akan pentingnya kolaborasi tim dalam tugas kelompok.
Aksi:
Guru memberikan pujian atas tindakan peserta didik yang menegur temannya yang tidak ikut bekerja dalam kelompok dengan kata-kata positif, atau dapat pula dengan memberikan acungan jempol kepada ybs, dapat pula berupa penghargaan lainnya. Dapat divariasikan berbeda untuk tiap pertemuan. Guru mengajak bicara peserta didik yang tidak ikut bekerja dalam kelompoknya dan menanyakan alasannya. Tunjukkan empati dengan gestur tubuh dan bahasa sehingga peserta didik dapat bicara lebih leluasa.
Refleksi:
peserta didik yang diberikan pujian akan merasa bangga dan percaya diri. Peserta didik belajar untuk berkomunikasi santun dan asertif.
  • Guru mengakui suatu perilaku positif secara spesifik dan menjelaskan alasannya.
Situasi:
Dinamika kepedulian peserta didik terhadap teman sekelasnya. Misalnya Saat akhir pembelajaran peserta didik mengajukan pendapat untuk membesuk temannya yang sudah berhari-hari tidak masuk belajar karena sakit.
Tantangan:
Menumbuhkan rasa empati antar peserta didik dalam kelas. Peserta didik cuek dengan kondisi teman-temannya. Tidak mencari tahu keberadaan temannya yang tidak datang ke sekolah.
Aksi:
Guru memberikan apresiasi terhadap kepedulian peserta didik terhadap temannya yang sakit, bahwa tindakan itu adalah sikap terpuji karena kebersamaan dalam kelas ibarat satu kesatuan dan sudah seperti keluarga besar yang semestinya saling peduli. Sehingga penting untuk mengetahui kondisi teman yang tidak ke sekolah. Dan membesuk jika temannya dalam kondisi sakit.
Refleksi:
Tumbuh rasa empati antar teman dalam diri peserta didik baik yang diberi pujian karena menjadi inisiator maupun bagi yang ikut menyetujui.


Perilaku yang dihindari
  • Guru tidak konsisten dalam memberikan penguatan positif, hanya pada peserta didik tertentu.
  • Guru mengabaikan perilaku positif karena terlalu fokus pada perilaku negatif atau hal lain.
  • Guru melakukan penguatan perilaku yang tidak bermanfaat bagi peserta didik dan kelas secara keseluruhan.

3. Guru memfasilitasi peserta didik menyadari konsekuensi dan memperbaiki perilaku melanggarnya (restitusi)

Perilaku yang dianjurkan

  • Guru membantu peserta didik menyadari konsekuensi dari perilaku melanggarnya.
Situasi:
Saat pembelajaran seorang peserta didik di dapati sedang bermain game di HP nya. Peserta didik yang bersangkutan tidak mengikuti prsoses pembelajaran dan asyik sendiri dengan permainan game nya. Kesepakatan kelas yang terkait adalah tidak menggunakan HP saat belajar kecuali ada izin guru untuk membantu kegiatan belajar. Dengan konsekuensi jika melanggarnya maka HP di serahkan ke Guru dan diambil kembali setelah selesai belajar. Jika dilakukan berulang maka pengambilan HP oleh orang tua.
Tantangan:
Bagaimana menumbuhkan kesadaran peserta didik akan konsekuensi jika melakukan perilaku melanggar kesepakatan kelas. Perserta didik memperlihatkan sikap tidak suka kepada guru jika HP nya di ambil.
Aksi:
Guru mendekati peserta didik yang sedang bermain game dan melakukan dialog yang memberdayakan untuk memfasilitasi peserta didik menyadari perilakunya serta konsekuensi pelanggrannya. Misalnya dengan bertanya kkepada peserta didik ybs : “Apa yang sedang kamu kerjakan, Apakah kamu melakukan hal yang benar?, Coba kamu ingat kesepakatan kelas terkait dengan penggunaan HP. Apa konsekuensinya? Apakah kamu ingat, Ini pelanggaran kamu yang keberapa?, lalu apa yang harus kita lakukan untuk memperbaikinya?”
“Bagus kamu tau pelanggaranmu dan konsekuensinya. Terimakasih kamu mau menyerahkan HP mu sebagai konsekuensi atas pelanggaranmu, Karena ini pelanggran yang kedua kalinya maka HP mu akan di serahkan kepada orang
tuamu”.
Refleksi:
Peserta didik dapat menyadari perilaku melanggarnya, melakukan konsekuensi sebagai wujud tanggung jawabnya. Meski begitu hal ini tidak mudah di tahap awalnya. Perlu kesabaran untuk melakukan pembiasaan berdialog dengan peserta didik. 

 


  • Guru mendengarkan sudut pandang peserta didik terhadap perilaku melanggarnya.
Situasi:
Pertemuan sebelumnya peserta didik bolos sekolah di jam terakhir pembelajaran dan pada hari ini peserta didik ybs hadir di sekolah. Kesepakatan kelas terkait adalah Hadir di sekolah tepat waktu dan pulang tepat waktu. Dengan konsekuensi mengepel lantai depan kelas.
Tantangan:
Menumbuhkan kesadaran peserta didik untuk disiplin dalam belajar. Melaksanakan kesepakatan kelas dengan bertanggung jawab. Membiasakan peserta didik untuk mengutarakan pikirannya dengan santun. 
Aksi:
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang telah membolos untuk mengutarakan alasannya. Guru mendengarkan peserta didik dengan hadir seutuhnya tanpa membuat asumsi. Jika misalnya alasannya membolos karena ingin segera berjualan atau karena ingin segera pulang untuk bermain ataupun alasan lainnya. Perlu di dengar dari sudut pandang peserta didik. Guru melakukan restitusi upaya untuk perbaikan ke depannya bagi peserta didik tersebut agar tidak lagi membolos.
Refleksi:
-Peserta didik menyadari konsekuensi dari pelanggarannya dan berusaha memerbaiki perilaku melanggarnya.
- Apakah tindakan guru efektif atau tidak untuk membuat peserta didik memperbaiki perilaku mmelanggarnya akan terlihat dalam kegiatan belajar berikutnya. Perlu kesabaran dalam membantu peserta
didik menyadari perilakunya

  • Guru memberikan dukungan pada peserta didik dalam melakukan perbaikan perilakunya.
Situasi:
Dinamika tugas yang diabaikan.Kesepakatan kelas terkait adalah mengerjakan tugas-tugas mata pelajaran dengan tepat waktu. Peserta didik yang sering tidak mengumpulkan tugasnya sedang berusaha memperbaiki perilakunya dengan mengejar ketertinggalan tugas-tugasnya. Peserta didik ybs meminta kepada temannya yang sudah selesai untuk mencontoh tugas-tugas yang belum dia selesaikan. 
Tantangan:
Menumbuhkan kesadaran peserta didik akan tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya di semua mata pelajaran. Menumbuhkan perilaku positif dalam diri peserta didik untuk melawan rasa malas dan enggan menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
Aksi:
Guru memberikan dukungan kepada peserta didik yang sedang berusaha memperbaiki perilakunya dengan memberikan semangat dan apresiasi bahwa peserta didik ybs sudah melakukan hal yang benar. Guru mengajak peserta didik ybs untuk membuat jadwal penyelesaian tugasnya secara bertahap diluar jam belajar. Guru senantiasa melakukan pengecekan progres kemajuan dari upaya perbaikan yang dilakukan peserta didik.
Refleksi:
Peserta didik yang sedang dalam upaya perbaikan lebih bersemangat karena adanya dukungan dari guru. Peserta didik mendapat pengalaman menyusun jadwal penyelesaian tugassehingga dapat di selesaikan sesuai kemampuan peserta didik.


Perilaku yang dihindari.
  • Langsung memberikan hukuman, bukan membangun upaya perbaikan perilaku.
  • Guru kehilangan kesabaran dalam membantu peserta didik menyadari konsekuensi perilakunya.
  • Guru meminta peserta didik untuk tenang dengan mengabaikan perilaku melanggar yang terjadi.


Bagaimana Melakukan Tindak Lanjut Observasi?

Melakukan Refleksi
  • Kesulitan Apa yang anda hadapi?
  • Aspek praktik yang ingin anda tingkatkan efektivitasnya
  • Perubahan praktik agar lebih berdampak pada pembelajaran

Aspek Tantangan
  • Perilaku atau kejadian yang menggambarkan tantangan 
  • Faktor yang menyebabkan tantangan tersebut 
  • Dampak dari tantangan tersebut pada pembelajaran 
PIlihan Belajar
  • Apa tujuan tindak lanjut yang ingin Anda lakukan untuk meningkatkan kualitas praktik pembelajaran Anda?
  • Apa upaya -upaya yang ingin Anda lakukan untuk mencapai tujuan tindak lanjut tersebut?
  • Kapan Anda akan melakukan aksi tindak lanjut?
  • Apa dukungan yang Anda butuhkan untuk melakukan upaya tindak lanjut?
Bentuk Dukungan
  • Sumber daya untuk melakukan kegiatan belajar/ praktik
  • Penyediaan atau pembelian alat dukung pembelajaran 
  • Izin untuk mengikuti pelatihan di luar satuan pendidikan
  • Memperoleh mentoring dari KS, guru penggerak, guru atau pemateri eksternal atau manajemen
  • Lainnya

Peserta dapat mengunduh kelengkapan administrasi berupa undangan, daftar hadir, foto dokumentasi, materi, dan sertifikat kegiatan melalui tautan berikut:

Share:

0 comments:

Post a Comment

Visi

"Mewujudkan guru matematika profesional yang inovatif, kreatif, inspiratif, dan berwawasan luas"

Komentar Terbaru

Translate

Followers

About Me

Maps

Guru Itung. Powered by Blogger.